Kamis, 27 Mei 2010

cerpennnnnn

Maafkan Aku tak Bisa Menjemput Mu…

Ardi Pemuda berwibawa baik dan bersahaja, adalah seorang mahasiswa semester akhir fakultas hokum pada salah satu perguruan tinggi swasta di jayapura. Ardi dikenal sebagai pemuda kampus yang paling banyak aktivitas dalam keorganisasian kampus.

Sore itu headphone ardi bordering…

“halo… Di?! Lagi dimana?” terdengar suara dari seberang telephone. “ehm… lagi dirumah aja, dengan siapa ne?” Tanya ardi karena nomor yang masuk tidak terdaftar dalam contact ardi. “hehehe… maaf ardi aku rita, oiya… aku lagi butuh bantuan mu sekarang, lagi sibuk ya?”

“owh…rita… tidak juga kok, mau bantu kamu apa? Kebetulan aku lagi pengen keluar sebentar tapi belum ada tujuan?” ardi dengan jelas bersuara dari seberang.

“ehm… gini di, berhubung aku lagi sendiri dirumah, aku mau ngajak kamu ikut aku sebentar ke gramedia mau nyari buku yang cocok untuk aku jadikan sebagai bahan referensi skiripsi ku, bisa tidak kalau sekarang?” suara rita dengan penuh harap.

“okelah… aku jemput sekarang, masih dirumah kan?” jawab ardi dengan segera.

“yap… aku tunggu ya… dan makasih sebelumnya?”

“oke”… telephone mereka pun mati setalah terdengar jawaban ardi yang dengan siap akan segera menjemput rita dan mengantarkannya ke gramedia tempat penjualan buku terlengkap di jayapura.

Ardi pun melaju dengan roda duanya dari abe menuju sentani jayapura untuk menjemput sahabatnya rina. Saat itu waktu menunjukan pukul empat sore lebih Sembilan belas menit waktu Indonesia bagian timur.

****

Hampir sejam lebih rita menunggu kedatangan ardi, namun tak juga datang. Kini waktu telah menunjukan pukul lima lewat dua puluh empat menit waktu jayapura. Enatah mengapa hati rita tiba-tiba gelisah. Headphone ardi pun mailbox, berulang kali ia coba menghubungi namun tetap saja tidak bisa terhubung.

***

Diwaktu yang bersamaan ternyata sedang mengalami kecelakaansaat mengintari daerah lingkaran tempat dimana biasa menjadi pusat keramaian sore hari ketika menikmati senja. Dengan kecepatan penuh ardi melaju dari arah berlawanan hingga terkejut ada motor yang mendahuluinya telah menabrak belakang truk pengangkut batu. Ardi pun tak dapat mengontrol motor yang dikendarai hingga ia pun ikut terpental.

Saat kejadian tersebut para warga dan jiga orang yang sedang berada di tempat kejadian langsung mengamankan Ardi dan motornya dan dibawa ke sebuah clinic dekat ardi jatuh.

Beberapa saat ardi tak sadarkan diri, hingga tepat pada jam 9 malam beberapa sahabat ardi datang menjenguk ardi yang tahu akan kabar ardi yang jatuh dangan motornya. Ardi tak banyak mengalami cedera ataupun luka-luka hanya pada bagian lutut dan juga pergelangan tangan nya saja yang tergores merah.

Setelah ardi sadar, mulut ardi langsung mengucap kaku nama sahabatnya yang akan ia jumpat awalanya namun semua berubah menjadi malapetaka.

“r..i..t..a..!!!!”

“kamu sudah sadar ardi.cepat panggil suster” suara dari salah seorang sahabat ardi yang ada disamping ardi saat itu. Tak lama suster clinic itu datang dan langsung memeriksa kondisi ardi yang sudah dapat membuka mata dan bersuara walau terdengar lirih.

“ gi mana dek, ada yang terasa nyeri atau sakit di tubuh adik?” Tanya suster pada ardi.

“baik sus, hanya saja tangan dan lutut saya agak perih”. Jelas ardi dengan suara yang agak paruh.

“ehm.. kalau begitu, kami siapkan resepnya dulu nanti ambil obatnya diapotik ya, dik ardi sudah bisa pulang, cuman luka ringan saja dan dalam beberapa hari sudah dapat sembuh asal obatnya rutin minumnya” Jelas suster.

***

Sedang rita kini telah berfikir yang tidak jelas anggapannya ardi telah membohonginya.

“huh… awas si ardi kalau ketemu, tidak akan aku tegur lagi dia” dengusan rita yang jengkel menunggu hingga lewat dari jam yang telah ditentukan.

***





Setelah sampai dikontrakannya ardi, sahabat ardi pun lang menanyai ardi dengan sejumlah pertanyaan. Ardi pun menjelaskan kepada sahabatnya itu kalau dia akan pergi menjemput rita untuk pergi kegramedia membeli buku. Sehabis menceritakan hal tersebut pada sahabatnya itu, ardi langsung terfikirkan untuk bagaimana segera menghubungi rita. Namun headphone miliknya rusak akibat kecelakaan tadi, nomornya pun tidak ia hafal.

“okelah… ardi fikirkan dulu bagaimana supaya kesehatan mu cepat sembuh. Masalah rita biar nanti aku yang akan menjelaskan pada nya” jelas sahabatnya yang siap membantu ardi agar rita tidak salah paham akibat janjinya yang tak ia penuhi.

“baiklah, aku serahkan pada mu kawan…?!” suara ardi pelan mengiyakan keinginan sahabatnya.

“kalau begitu istirahatlah. Aku balik dulu, besok pagi-pagi aku langsung menemui rita. Oke”. Terang sahabatnya.

Begitu pintu kamar ardi ditutup. Ardi pun langsung beristirahat.

***

Pagi itu kampus masih sepi akan mahasiswa yang datang. Terlihat di sudut tempat parkir dekat pos satpam sahabat ardi sudah menunggu rita karena biasanya rita akan memarkirkan roda duanya disitu. Beberapa saat lamamnya mio ping silver berhenti didekat sahabat ardi (riko namanya).

Riko: ehm… selamat pagi rita.

Rita: pagi… ada apa rik?

Riko: ada sesuatu yang perlu aku jelaskan sama kamu, soal ardi?

Rita: ada apa dengan ardi? Aku tak ada urusan apa-apa sama dia?

Riko: sebelumnya maafkan ardi, semalam dia kecelakaan saat dia akan pergi menjemput mu…?

Rita: (dengan kaget rita menatap wajah riko dengan penuh rasa bersalah), apa? Riko? Apa yang kamu bilang tidak bercandakan?

Riko: buat apa mengarang cerita, sebentar setelah kuliah bisa ikut kerumahnya ardi?

Rita: iya, bisa. (dengan penuh sesal dan bersalah rita mengiyakan keinginan riko)

***

Tepat jam dua siang setelah aktivitas kampus selesai riko juga rita langsung menuju rumah ardi yang tak jauh dari daerah kampus. Sesampainya dikontrakan ardi rita awalnya ragu karena akibat ajakannya ardi harus mengalami kecelakaan yang tak pernah ia fikirkan akan terjadi.

Riko : ardi… ada rita nih… gimana keadaan mu sekarang?

Ardi : ehm… sudah agak mendingan, suruh masuk.

Rita :(dengan lembut namun kaku) maafkan aku ardi, ini semua salah aku, kalau seandainya aku tidak mengajak mu untuk menemaniku pergi pasti kamu akan baik-baik saja dan tak akan mengalami kejadian tragis seperti ini. Sekali lagi maafkan aku”

Ardi : tak apa rita, maafkan aku juga tak bisa menjemput mu?

Rita : ya ampun maafkan aku, walau jujur aku sangat kesal menunggu mu sampai malam belum lagi ponselmu mailbox. Sempat terfikirkan untuk tidak akan berteman lagi dengan mu tapi setelah mengetahui dan melihat keadaan mu seperti ini aku merasa sangat bersalah.

Riko : baiklah kalau begitu kalian saling memaafkan, dan jangan ada rasa bersalah taupun tidak enak, sehingga dengan kejadian ini kita lebih berhati-hati dan saling menghargai, dan mulai sekarang kita akan saling menjaga satu dengan satu persatuan anak mahasiswa rantau. Oke…

Mereka pun tertawa bersama.

The end.





























T U G A S

C E R P E N

M E N U L I S S A S T R A



OLEH

S Y A F R I A D I

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEMESTER VI (ENAM)





S E K O L A H T I N G G I K E GU R U A N D A N I L M U P E N D I D I K A N M U H A M M A D I Y A H

S O RO N G / A I M A S

2 0 1 0